Senin, 05 November 2012

ARTIKEL-MENGADAPTASI ORGANISASI PADA PASAR SEKARANG

artikel-mengadaptasi organisasi pada pasar sekarang

Dalam suatu organisasi ada tujuan yang terartikulasi sekaligus mekanisme yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi yang efektif dapat menciptakan dan memelihara pasar yang viable bagi produk dan jasanya. Sebaliknya organisasi yang tidak efektif akan gagal dalam penempatan diri pada pasar. Organisasi secara terus menerus harus memodifikasi dan memperbaiki mekanisme untuk mencapai tujuannya, dengan cara mengatur kembali struktur peran dan hubungan serta proses pengambilan keputusan dan pengendaliannya. Organisasi efisien menetapkan mekanisme yang dapat menunjang strategi pasarnya, sebaliknya organisasi yang tidak efisien akan terus mengalami kesulitan dalam hal mekanisme dan prosesnya.
Proses adaptasi organisasional
Tiga perspektif umum adaptasi organisasional, dikemukankan oleh Miles dan Snow, adalah seleksi alamiah, seleksi rasional dan pilihan stratejik (strategic choice).
Seleksi alamiah adalah merupakan proses penempatan diri (process of alignment) secara alamiah dimana karakteritik struktur organisasi yang kompatibel atau sesuai dengan lingkungan itulah organisasi yang akan bertahan dan menunjukkan kinerja yang baik.
Seleksi rasional adalah merupakan proses penempatan diri (process of alignment) secara rasional manajer memilih, mengadopsi dan meninggalkan struktur dan proses organisasi agar mendapat keseimbangan dengan lingkungan untuk tetap bertahan dan berkembang. Jika proses penempatan diri (process of alignment) secara seleksi alamiah atau seleksi rasional tidak tepat maka pendekatan pilihan stratejik (strategic choice) adalah merupakan alternative,dengan ciri-ciri:
1) Dominant coalition yaitu kelompok pengambilan keputusan dengan memiliki pengaruh yang terbesar (dominan)
2) Perceptions yaitu dominant coalition menciptakan lingkungan yang sesuai dengan organisasi,
3) Segmentation yaitu dominant coalition bertanggungjawab memilah lingkungan dan menentukan komponen-komponen tersebut sesuai dengan subunit organisasi
4) Scanning activities yaitu dominant coalition bertanggungjawab untuk melakukan pengamatan (surveillance)elemen lingkungan yang kritikal terhadap organisasi, dan dynamic constraints yaitu kendala strategi, struktur dan kinerja organisasi baik yang terdahulu maupun yang sedang berjalan berhadapan dengan keputusan yang diambil oleh dominant coalition.
Keterkaitan teori manajemen terhadap strategi dan struktur
organisasional
Untuk melihat keterkaitan antara teori manajemen dengan dapat dilihat evolusi masing-masing aspek secara terpisah kemudian dilihat keterkaitannya (linkages). Evolusi bentuk organisasi di identifikasi oleh Chandler didiri atas 3 tipe:
Tipe I adalah organisasi pada tahap awal dinama pemilik yang menjalankan pengelolaan secara langsung (ownermanaged) disebut juga dengan intrepreneur-administrator.
Secara tipologi strategi organisasi Tipe I cendrung sebagai defenders atau reactors;
Tipe II adalah organisasi yang sudah menggunakan tenaga adminsitrasi yang professional, dengan ciri terjadinya rasionalisasi pembagian kerja antar divisi (functionally structured and centrally controlled). Secara tipologistrategi organisasi, tipe II ini tergolong “pure defenders,
Tipe III adalah organisasi yang mengaitkan strategi dengan stukturnya, di Amerika pada duapuluhan dan tigapuluhan seperti General Motor dan Sears, melakukanterobosan dengan merubah organisasinya menjadi federal terdesentralisasi yang kemudian diikuti oleh banyak lainnya hingga sekarang. Secara tipologi strategi, tipe III tergolong dengan prospectors. Sedangkan kombinasi Tipe II dan Tipe III atau bentuk transisi dikenal juga sebagai hybrid biasanya menggunakan strategi analyzers.
Evolusi teori manajemen diawali oleh traditional model, berubah menjadi human relation model dan terakhir menjadi human resources model. Traditional model menetapkan bahwa kemampuan untuk pengambilan keputusan efektif secara sempit didistribusikan dalam organisasi. Kontrol dilakukan secara unilateral dari pimpinan puncak organisasi. Berdasarkan framework dari Chandler, organisasi Tipe I sesuai dengan model tradisional. Human relation model adalah model tradisional ditekankan pada universalitas kebutuhan sosial akan kepemilikan (belonging) dan akan hasrat untuk dikenal (recognition). Model ini sesuai dengan organisasi Tipe II. Sedangkan dikaitkan dengan tipologi strategi, model tradition human relation termasuk Defenders dan Reactors. Human resources model (Tipe III) bahwa kapasitas pengambilan keputusan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dibagi kebanyak bagian, strateginya diasosiasikan dengan Analyzers dan Prospectors.

BAB 8-MENGADAPTASI ORGANISASI PADA PASAR SEKARANG

Pada perkuliahan di minggu ke-6 kelas saya membahas tentang mengadaptasi organisasi pada pasar sekarang ,berikut dibawah ini adalah sedikit ulasan tentang materi tersebut…
 Prinsip-Prinsip Fayol :
    1.kesatuan perintah
    2. hierarki otoritas
    3.divisi tenaga kerja
   4.Subordinasi kepentingan individu dan kepentingan umum
   5.otoritas
   6.tingkat sentralisasi
   7.saluran komunikasi yang jelas
   8.tata tertib
  9.keadilan
  10.esprit de corps
Prinsip-Prinsip Max Webber :
  1.deskripsi pekerjaan
  2.peraturan tertulis,garis pedoman keputusan,dan catatan yang mendetail
  3.prosedur,peraturan,dan kebijaksanaan yang konsisten
  4.promosi dan susunan kepegawaian yang didasarkan pada kualifikasi
MENGUBAH PRINSIP MENJADI RANCANGAN ORGANISASI
 •hierarki
     Hierarki adalah system yang menempatkan satu orang berada dipuncak organisasi dan ada susunan yang bertingkat atau berurutan dari atas kebawah menuju para menejer dan orang lain yang bertanggung jawab kepada orang itu .
• rantai komando
  Rantai komando adalah garis otoritas yang bergerak dari atas hierarki menuju tingkat terendah.
• birokrasi
   Birokrasi adalah organisasi yang  memiliki banyak lapisan manajer yang menetukan perarturan dan mengawasi semua keputusan .
MODEL-MODEL ORGANISASI
•Organisasi Jalur (Line Organization)Yaitu Organisasi Yang Memiliki Dua Jalur Arah Langsung Untuk Tangggung Jawa ,Otoritas,Dan Komunikasi Dan Berjalan Dari Atas Kebawah Organisasi Dengan Semua Orang Hanya Melapor Pada Supervisor.
•Organisasi Jalur Staf
 -Personel Jalur : Para Karyawan Yang Merupakan Bagian Dari Rantai Komando Yang Bertanggung Jawab Untuk Mencapai Tujuan Organisasional .
-Personel Staf :Para Karyawan Yang Menasehati Dan Membantu Personel Jalur Dalam Mencpai Tujuan Mereka .
•Organisasi Gaya Matriks Yaitu Organisasi Yang Mengumpulkan Para Spesialis Dari Bagian-Bagian Berbeda Organisasi Untuk Mengerjakan Proyek-Proyek Tertentu , Tetapi Masih Merupakan Bagian Dar Struktur Jalur Dan Staf .
•Tim-Tim Mandiri Lintas Fungsional yaitu kelomok karyawan departemen yang berbeda yang bekerja sama secara jangka panjang .
BERADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN
•restrukturisasi untuk pemberdayaan
•berfokus pada pelanggan
•organisasi informal

INTAN NASRI (2011210086)
 Collapse this post

ARTIKEL-MENEJEMEN,KEPEMIMPINAN,DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN

ARTIKEL-menejemen kepemimpinan dan pemberdayaan  karyawan

Model kepemimpinan yang berorientasi pada pemberdayaan, di mana karyawan diberi kebebasan berpikir dan bertindak, selama ini sering dianggap lebih efektif. Dibandingkan, dengan tipe kepemimpinan tradisional yang bersifat mengatur dan memerintah. Tapi, menurut sebuah tim peneliti di Amerika, pemberdayaan ternyata tidak selalu tepat.
Dalam situasi tertentu –yakni dalam situasi bisnis kewirausahaan yang berkembang pesat- kepemimpinan bergaya komando justru bisa lebih efektif. Demikian pendapat Dr. Keith M. Hmieleski dan Dr. Michael D. Ensley dari Neeley School of Business pada Texas Christian University.
“Gaya kepemimpinan yang bersifat memberi pemberdayaan apalagi tanpa monotoring dan kontrol yang konsisten dirasakan semakin tidak cocok dengan adanya petualangan-pertualangan baru dengan tim yang anggotanya beragam, dalam lingkungan-lingkungan yang dinamis,” kata Dr Hmieleski yang menjabat sebagai asisten profesor jurusan manajemen tersebut.
Hmieleski dan tim pendukungnya dari Rensselaer Polytechnic Institute di Troy, New York menjelaskan kenapa bisa demikian. Menurut mereka, hal itu karena orang dengan beragam latar belakang, pola pikir dan perilaku yang berbeda, membutuhkan waktu lama untuk mencapai konsensus atas tujuan bersama dalam lingkungan bisnis yang menghendaki aksi cepat, apalagi ada agenda-agenda pribadi untuk menonjolkan diri.
Hmieleski dan Ensley meneliti 168 manajer pada 66 firma dari daftar 500 perusahaan Amerika yang berkembang cepat. Mereka juga meneliti 417 manajer puncak pada 154 firma yang dipilih secara acak.
Dr Hmieleski mengakui adanya kearifan konvensional yang masih dipegang, bahwa perusahaan dengan kepemimpinan yang memberdayakan memiliki keunggulan kompetitif dalam soal fleksibilitas, inovasi dan kreativitas. Sedangkan kepempinan yang memerintah dilihat sebagai sesuatu yang sudah ketinggalan zaman.
Tapi, kenyataannya, menurut dia, tidak sesederhana itu. Kepemimpinan adalah sesuatu yang kontekstual dan sangat kompleks, dan kedua tipe tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Masing-masing tergantung pada variabel-variabel tim internal dan juga variabel eksternal dalam dinamika industri.
Temuan paling mengejutkan dari penelitian tersebut adalah, kepemimpinan bergaya pemberdayaan, yang secara umum diyakini paling efektif dalam lingkungan dengan tim yang berbeda-beda dan perubahan yang cepat, ternyata kurang efektif dalam kondisi yang di bawah itu.
“Lingkungan-lingkungan yang tumbuh dengan cepat menuntut keputusan-keputusan yang diambil dengan tegas, jelas serta cepat pula,” kata Dr Hmieleski seperti dilaporkan management-issues. “Di sinilah kepemimpinan yang memerintah (komando) diperlukan, karena bisa dengan cepat menjelaskan apa pekerjaan yang diperlukan untuk dilakukan saat itu, dan oleh siapa.”
Dalam tim yang terdiri atas bermacam-macam orang dan dalam lingkungan yang stabil, kepemimpinan pemberdayaan unggul sebagai pilihan yang pasti karena lingkungan semacam itu memberi waktu bagi anggota tim untuk menciptakan keputusan-keputusan bersama. Dalam lingkungan seperti ini, sikap memerintah dapat “menyinggung” anggota tim dan mengurangi komitmen mereka pada tantangan.
Dalam tim yang lebih seragam anggotanya, peneliti menemukan bahwa yang berlalu adalah kebalikannya. Dalam lingkungan yang dinamis, sikap memerintah tidak diperlukan karena anggota tim cenderung berbagi dalam tujuan yang sama. Dalam kondisi seperti ini, kinerja terbaik perusahaan dicapai ketika dipimpin oleh pemimpin yang menerapkan pemberdayaan.
“Poin utama yang bisa kita ambil dari penelitian ini adalah bahwa para entrepreneur harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan jenis tim yang dimilikinya sebelum memilih gaya kepemimpinan yang paling efektif,” simpul Dr Hmieleski said. “Dan, itu bukan sesuatu yang mudah.”
Bagaimana dengan di KE….
Tim proyek KE menurut pengamatan kita selalu diberikan pemberdayaan yang seluas-luasnya mengelola proyek agar bisa sukses secara quality, cost, delevery, services dan margin/profit  dan jangan lupa juga moral…
Posted in Artikel-artikel Bisnis |
Collapse this post

BAB-7 MENEJEMEN , KEPEMIMPINAN ,DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN

MANAJEMEN, KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN
Diminggu ke-5 pertemuan kami di perkuliahan khususnya di kelas pengantar bisnis kami membahas tentang menejemen,kepemimpinan,dan pemberdayaan karyawan dan berikut adalah yang dapat saya simpulkan dari materi tersebut…
Manajemen adalah proses yang digunakan untuk mencapai organisasional melalui perencanaan , pengorganisasian , kepemimpinan , dan pengendalian orang dan sumber – sumber daya organisasional lainnya .
Manajemen melibatkan pemanfaatan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya (misalnya mesin) dengan cara yang peling baik guna mencapai rencana dan tujuan perusahaan.Unsur manajemen adalah sangat penting agar proses suatu organisasi berjalan mantap. Manajemen melibatkan semua faktor yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu dari organisasi, seperti manajemen diri,manajemen kepemimpinan, dsb. Ia sangat terikat pada fungsi-fungsi manajemen kehidupan organisasi yang kompleks seperti fungsi pengambilan keputusan dalam perencanaan, penganggaran dan pengendalian program termasuk dalam penerapan model kepemimpinan.
Tingkatan-tingkatan manajemen
Para karyawan yang bertanggung jawab dalam mengelola karyawan atau sumber daya yang lain akan bertindak selaku manajer, meskipun jabatan resmi mereka berbeda. Fungsi manajer akan berbeda-beda sesuai dengan masing-masing tingkatannya dalam perusahaan.
• Manajemen puncak(tingkat atas)
adalah manajer-manajer yang berada pada posisi ini seperti presiden,direktur utama,direktur keuangan,dan wakil presiden mengambil keputusan yang berhubungan dengan tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
• Manajemen ( tingkat menengah )
adalah manajer yang sering kali bertanggung jawab atas keputusan-keputusan jangka pendek perusahaan.
• Manajemen supervisior (tingkat pertama)
adalah para manajer yang biasanya sangat terlibat dengan para karyawan yang mengerjakan proses produksi sehari-hari.
Seorang manajer harus memiliki tiga kategori ketrampilan :

1. Ketrampilan teknis (technical skills) : ketrampilan melibatkan kemampuan untuk melakukan tugas dalam sisiplin tertentu atau departemen tertentu(seperti pemasaran atau sistem informasi).

2. Ketrampilan hubungan manusia (human relations skills) :ketrampilan yang melibatkan komunikasi; ketrampilan ini memungkunkan menajer untuk bekerja melalui dan bersama oarang-orang.

3. Ketrampilan konseptual (conceptual skills) : ketrampilan yang melibatkan kemampuan untuk menggambarkan organisasi sebagai suatu keseluruhan dan hubungan antar berbagai bagiannya.
Fungsi manajemen :

1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
      Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah   dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
Keahlian-keahlian manajerial terpenting yang dibutuhkan adalah :
     1. Keahlian konseptual,untuk memahami hubungan yang terdapat diantara berbagai pekerjaan.
     2. Keahlian interpersonal,untuk berkomunikasi dengan karyawan-karyawan lain dan dengan pelanggan.
     3. Keahlian teknis,untuk melakukan pekerjaan dari hari ke hari secara spesifik,seperti keahlian akuntansi untuk membuat laporan keuangan atau keahlian listrik untuk memahami bagaimana pengaturan pengembalian suatu produk
     4. Keahlian mengambil keputusan, untuk menilai alternatif-alternatif pilihan dari alokasi sumber daya-sumber daya perusahaan.

Beberapa panduan-panduan penting dari manajemen waktu yang efektif adalah untuk
§  Menyusun prioritas dengan tepat untuk menempatkan fokus pada tanggung jawab pekerjaan   yang terpenting.
§  Menjadwalkan interval waktu yang lebih panjang untuk pekerjaan-pekerjaan penting agar  dapat memusatkan perhatian pada pekerjaan tersebuthingga selesai.
§  Meminimalisasi gangguan agar dapat menyelesaikan penugasan.
§  Membuat tujuan jangka pendek agar dapat menyelesaikan proyek-proyek jangka panjang secara bertahap, dan
§  Mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan yang dapat diselesaikan sendiri oleh karyawan.
PERENCANAAN
jenis perencanaan, yaitu: Perencanaan Stategis adalah perencanaan luas jangka panjang yang menguraikan tujuan organisasi. Perncanaan Taktis adalah perncanaan spesifik jangka pendek yang memberikan sasaran organisasional. Perencanaan Operasional adalah bagian dari perencanaan taktis dan melibatkan penetapan daftar waktu dan standar tertentu. Perencanaa kontingensi melibatkan pengembangan sekumpulan rencana alternatif seandainya rencana pertama tidak berhasil.

KEPEMIMPINAN
Fungsi kepemimpinan (leading) adalah proses memengaruhi kebiasaan-kebiasaan orang lain demi mencapai tujuan bersama.Kepemimpinan adalah unsur yang fundamental dalam menghadapi gaya dan perilaku seseorang. Kepemimpinan juga dapt meliputi bertidak selaku tokoh panutan bagi para karyawan.Hal itu merupakan potensi untuk mampu membuat orang lain (yang dipimpin) mengikuti apa yang dikehendaki pemimpinnya menjadi realita. Menerapkan kepemimpinan tidak selalu berjalan mulus. Boleh jadi karyawan yang dipimpin manajer merasa ragu-ragu akan kemampuan manajer, tidak jelas apa dan mengapa manajer menginstruksikan sesuatu, apatis terhadap manajer atau bahkan bisa saja menunjukkan konflik dengan manajer. Karyawan yang baik menjadikannya sebagai motivasi diridemi pengembangan diri di waktu sekarang dan masa depan.
Gaya manajemen dan kepemimpinan yang diterapkan beberapa manajer mungkin menyaratkan adanya perbedaan keterampilan diantara mereka. Seharusnya karyawan mengambil positifnya dengan melakukan pengembangan diriuntuk motivasi diri ke depan. Namun keduanya bukanlah sesuatu yang terpisah tetapi bersifat inklusif. Keduanya saling berinteraksi bahkan saling memperkuat yang bergantung pada situasi. Manajemen dan kepemimpinan merupakan elemen organisasi yang utuh dalam mengorganisasikan para karyawan untuk mencapai prestasi tertentu lewat proses pemotivasian dan pengembangan rasa percaya diri. Karena itu keduanya bisa disatukan dan disebut sebagai manajemen kepemimpinan. Jadi jika seseorang ingin menjadi menjadi manajer handal, dia pasti membutuhkan kombinasi ketrampilan dalam manajemen sekaligus dalam menerapkan ciri-ciri kepemimpinan (manajemen diri, manajemen kepemimpinan harus digabungkan semua). Permasalahan yang kerap dihadapi manajer adalah dalam situasi yang bagaimana dia harus melakukan sesuatu yang benar dan kapan pula dia harus melakukan sesuatu dengan benar. Bagi yang ingin latihan diri bisa mengikuti psychotronica.

INTAN NASRI(2011210086)Collapse this post

BAB 7-MENEJEMEN,KEPEMIMPINAN,DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN

ARTIKEL-menejemen kepemimpinan dan pemberdayaan  karyawan

Model kepemimpinan yang berorientasi pada pemberdayaan, di mana karyawan diberi kebebasan berpikir dan bertindak, selama ini sering dianggap lebih efektif. Dibandingkan, dengan tipe kepemimpinan tradisional yang bersifat mengatur dan memerintah. Tapi, menurut sebuah tim peneliti di Amerika, pemberdayaan ternyata tidak selalu tepat.
Dalam situasi tertentu –yakni dalam situasi bisnis kewirausahaan yang berkembang pesat- kepemimpinan bergaya komando justru bisa lebih efektif. Demikian pendapat Dr. Keith M. Hmieleski dan Dr. Michael D. Ensley dari Neeley School of Business pada Texas Christian University.
“Gaya kepemimpinan yang bersifat memberi pemberdayaan apalagi tanpa monotoring dan kontrol yang konsisten dirasakan semakin tidak cocok dengan adanya petualangan-pertualangan baru dengan tim yang anggotanya beragam, dalam lingkungan-lingkungan yang dinamis,” kata Dr Hmieleski yang menjabat sebagai asisten profesor jurusan manajemen tersebut.
Hmieleski dan tim pendukungnya dari Rensselaer Polytechnic Institute di Troy, New York menjelaskan kenapa bisa demikian. Menurut mereka, hal itu karena orang dengan beragam latar belakang, pola pikir dan perilaku yang berbeda, membutuhkan waktu lama untuk mencapai konsensus atas tujuan bersama dalam lingkungan bisnis yang menghendaki aksi cepat, apalagi ada agenda-agenda pribadi untuk menonjolkan diri.
Hmieleski dan Ensley meneliti 168 manajer pada 66 firma dari daftar 500 perusahaan Amerika yang berkembang cepat. Mereka juga meneliti 417 manajer puncak pada 154 firma yang dipilih secara acak.
Dr Hmieleski mengakui adanya kearifan konvensional yang masih dipegang, bahwa perusahaan dengan kepemimpinan yang memberdayakan memiliki keunggulan kompetitif dalam soal fleksibilitas, inovasi dan kreativitas. Sedangkan kepempinan yang memerintah dilihat sebagai sesuatu yang sudah ketinggalan zaman.
Tapi, kenyataannya, menurut dia, tidak sesederhana itu. Kepemimpinan adalah sesuatu yang kontekstual dan sangat kompleks, dan kedua tipe tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Masing-masing tergantung pada variabel-variabel tim internal dan juga variabel eksternal dalam dinamika industri.
Temuan paling mengejutkan dari penelitian tersebut adalah, kepemimpinan bergaya pemberdayaan, yang secara umum diyakini paling efektif dalam lingkungan dengan tim yang berbeda-beda dan perubahan yang cepat, ternyata kurang efektif dalam kondisi yang di bawah itu.
“Lingkungan-lingkungan yang tumbuh dengan cepat menuntut keputusan-keputusan yang diambil dengan tegas, jelas serta cepat pula,” kata Dr Hmieleski seperti dilaporkan management-issues. “Di sinilah kepemimpinan yang memerintah (komando) diperlukan, karena bisa dengan cepat menjelaskan apa pekerjaan yang diperlukan untuk dilakukan saat itu, dan oleh siapa.”
Dalam tim yang terdiri atas bermacam-macam orang dan dalam lingkungan yang stabil, kepemimpinan pemberdayaan unggul sebagai pilihan yang pasti karena lingkungan semacam itu memberi waktu bagi anggota tim untuk menciptakan keputusan-keputusan bersama. Dalam lingkungan seperti ini, sikap memerintah dapat “menyinggung” anggota tim dan mengurangi komitmen mereka pada tantangan.
Dalam tim yang lebih seragam anggotanya, peneliti menemukan bahwa yang berlalu adalah kebalikannya. Dalam lingkungan yang dinamis, sikap memerintah tidak diperlukan karena anggota tim cenderung berbagi dalam tujuan yang sama. Dalam kondisi seperti ini, kinerja terbaik perusahaan dicapai ketika dipimpin oleh pemimpin yang menerapkan pemberdayaan.
“Poin utama yang bisa kita ambil dari penelitian ini adalah bahwa para entrepreneur harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan jenis tim yang dimilikinya sebelum memilih gaya kepemimpinan yang paling efektif,” simpul Dr Hmieleski said. “Dan, itu bukan sesuatu yang mudah.”
Bagaimana dengan di KE….
Tim proyek KE menurut pengamatan kita selalu diberikan pemberdayaan yang seluas-luasnya mengelola proyek agar bisa sukses secara quality, cost, delevery, services dan margin/profit  dan jangan lupa juga moral…
Posted in Artikel-artikel Bisnis |
Collapse this post

ARTIKEL-KEWIRAUSAHAAN DAN MEMULAI BISNIS KECIL

Manajemen dan Kepemimpinan dalam sebuah Usaha Kecil merupakan hal mutlak dan memeiliki peran cukup penting dalam mendukung sukses usaha kecil. Banyak faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan pengembangan usaha kecil, diantara faktor itu adalah Manajemen Usaha kecil dan Kepemimpinan di dalamnya. Hal yang sering menjadi dugaan orang dalam menganalisa kegagalan suatu usaha bisnis adalah buruknya manajemen suatu usaha. Jika sebuah dalam usaha, produk sudah dianggap baik dan memenuhi standard kualitas tertentu, metode promosi sudah dilakukan secara optimal, tetapi belum mendatangkan keuntungan, manajemen usaha menjadi sorotan analisa kegagalan. Bisa jadi memang manajemen yang salah atau buruknya manajemen yang menjadi penyebab kegagalan tetapi bisa juga bukan. Buruknya kepemimpinan terkadang menjadi faktor yang dilupakan dalam menganalisa kegagalan suatu usaha bisnis. Upaya mengembangkan usaha bisnis termasuk usaha kecil dan menengah diperlukan manajemen dan kepemimpinan usaha yang baik, selain faktor-faktor lain seperti kualitas produksi, metode pemasaran, promosi dan lain-lain. Kepemimpinan yang buruk dalam sebuah usaha kadang membuat motivasi orang, pegawai dan relasi menjadi lemah sehingga kinerja usaha menurun.
Kepemimpinan dan Manajemen merupakan dua hal yang terkadang dicampuradukkan oleh banyak orang ,menganggap bahwa kepemimpinan dan manajemen adalah sesuatu yang sama. Padahal kepemimpinan dan manajemen adalah dua hal yang berbeda. Definisi dari Peter Drucker dan Warerren Bennis “Manajemen adalah melakukan sesuatu dengan benar, Kepemimpinan adalah melakukan hal-hal yang benar”. Manajemen adalah sesuatu hal yang sifatnya teknis sedangkan kepemimpinan adalah sesuatu yang sifatnya konseptual dan visioner. Manajemen berkaitan dengan bagaimana mencapai sesuatu, kepemimpinan berkaitan dengan apa-apa yang akan dicapai.  Sebuah analogi, manajemen adalah bagaimana menaiki sebuah tangga kesuksesan dengan efisien sedangkan kepemimpinan berkaitan dengan apakah tangganya bersandar pada dinding yang benar? Percuma saja menaiki tangga dengan baik jika ternyata dinding tempat bersandar salah. Tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan. Inilah pentingnya peran kepemimpinan dalam usaha bisnis. Manajemen usaha kecil berkaitan dengan cara-cara mencapai produksi yang optimal dengan memanfaatkan teknologi, peralatan dan sumber daya yang dimiliki. Kepemimpinan Usaha kecil berkaitan dengan kemampuan  melihat peluang dan strategi ke depan. Manajemen Usaha Kecil berkaitan dengan strategi dan upaya-upaya teknis membuat terobosan menuju kemajuan.
Meskipun kita telah menerapkan manajemen yang benar pada usaha bisnis kita, belum tentu akan menuai keberhasilan jika kepemimpinan tidak benar. Maka dalam menganalisa suatu usaha bisnis perlu ditelaah lebih jauh dua faktor tersebut. Kepemimpinan usaha kecil diperlukan untuk mengarahkan usaha bisnis kita ke suatu tujuan tertentu yang dianggap baik dan menguntungkan secara jelas. Jika seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan mengambil keputusan untuk memproduksi sebuah produk tanpa didasari pertimbangan-pertimbangan apakah produk tersebut dapat diterima pasar atau tidak,sudah usang atau belum, meskipun para manajer melakukan strategi produksi sebaik-baiknya tetap saja tidak akan memberi keuntungan bagi usaha. Kepemimpinan lebih memerlukan kemampuan membuat analisa dan wawasan yang luas mengenai sesuatu, majanemen lebih memerlukan kemampuan dan pengalaman dalam hal-hal teknis. Kepemimpinan diperlukan untuk membuat analisa kemungkinan-kemungkinan bagi sebuah usah bisnis. Pemimpin bisa menjadi motivator bagi pekerja, manajer lebih cenderung menjadi koordinator dalam aktifitas usaha bisnis.
Dalam sebuah bisnis usaha kecil dan menengah, kerapkali antara pemimpin dan manajer dikerjakan oleh satu orang yaitu pemiliknya. Pada tahap tertentu pemilik harus memiliki kemampuan menjadi pemimpin dan manajer, tetapi pada tahap perkembangan yang lebih lanjut pemilik harus menjadi pemimpin yang memfokuskan diri pada pengarahan usaha kedepan,
memberikan dorongan untuk majunya perusahaan, bukan berkutat pada urusan teknis manajemen. Kemampuan multidimensi pelaku usaha kecil dalam fungsi manajemen dan kepemimpinan harus dimiliki. Kemampuan leadership yang kuat dan didukung kemampuan Manajemen Usaha kecil yang baik akan menjadi faktor penting sebagai penunjang keberhasilan Usaha.
(Galeriukm)
Sumber : Galeriukm.web.id
INTAN NASRI(2011210086)Collapse this post

BAB 6-KEWIRAUSAHAAN DAN MEMULAI BISNIS KECIL

KEWIRAUSAHAAN DAN MEMULAI BISNIS KECIL
Dibawah ini merupakan sedikit ulasan dari kewirausahaan dan memulai bisnis kecil,yang dapat saya simpulkan adalah sebagai berikut :
pemerintah mengharapkan para sarjana yang baru lulus mempunyai kemampuan dan keberanian untuk mendirikan bisnis baru meskipun secara ukuran bisnis termasuk kecil, tetapi membuka kesempatan pekerjaan bagi banyak orang. Pihak perguruan tinggi bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan dalam melihat peluang bisnis serta mengelola bisnis tersebut serta memberikan motivasi untuk mempunyai keberanian menghadapi resiko bisnis. Peranan perguruan tinggi dalam memotivasi para sarjananya menjadi young entrepreneurs merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan. Menurut Thomas Zimmerer dalam bukunya, ada 8 faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan antara lain sebagai berikut :

1. Wirausahawan Sebagai Pahlawan.
Faktor diatas sangat mendorong setiap orang untuk mencoba mempunyai usaha sendiri karena adanya sikap masyarakat bahwa seorang wirausaha dianggap sebagai pahlawan serta sebagai model untuk diikuti. Sehingga status inilah yang mendorong seseorang memulai usaha sendiri.

2. Pendidikan Kewirausahaan.
Pendidikan kewirausahaan sangat populer di banyak akademi dan universitas di Amerika. Banyak mahasiswa semakin takut dengan berkurangnya kesempatan kerja yang tersedia sehingga mendorong untuk belajar kewirausahaan dengan tujuan setelah selesai kuliah dapat membuka usaha sendiri.

3. Faktor ekonomi dan Kependudukan.
Dari segi demografi sebagian besar entrepreneur memulai bisnis antara umur 25 tahun sampai dengan 39 tahun. Hal ini didukung oleh komposisi jumlah penduduk di suatu negara, sebagian besar pada kisaran umur diatas. Lebih lagi, banyak orang menyadari bahwa dalam kewirausahaan tidak ada pembatasan baik dalam hal umur, jenis kelamin, ras, latar belakang ekonomi atau apapun juga dalam mencapai sukses dengan memiliki bisnis sendiri.

4. Pergeseran ke Ekonomi Jasa
Di Amerika pada tahun 2000 sektor jasa menghasilkan 92% pekerjaan dan 85% GDP negara tersebut. Karena sektor jasa relatif rendah investasi awalnya sehingga untuk menjadi populer di kalangan para wirausaha dan mendorong wirausaha untuk mencoba memulai usaha sendiri di bidang jasa.

5. Kemajuan Teknologi.
Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer, laptop, notebook, mesin fax, printer laser, printer color, mesin penjawab telpon, seseorang dapat bekerja dirumah seperti layaknya bisnis besar. Pada zaman dulu, tingginya biaya teknologi membuat bisnis kecil tidak mungkin bersaing dengan bisnis besar yang mampu membeli alat-alat tersebut. Sekarang komputer dan alat komunikasi tersebut harganya berada dalam jangkauan bisnis kecil.

6. Gaya Hidup Bebas.
Kewirausahaan sesuai dengan keinginan gaya hidup orang Amerika yang menyukai kebebasan dan kemandirian yaitu ingin bebas memilih tempat mereka tinggal dan jam kerja yang mereka sukai. Meskipun keamanan keuangan tetap merupakan sasaran penting bagi hampir semua wirausahawan, tetapi banyak prioritas lain seperti lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman, lebih banyak waktu senggang dan lebih besar kemampuan mengendalikan stress hubungan dengan kerja. Dalam penelitian yang telah dilakukan bahwa 77% orang dewasa yang diteliti, menetapkan penggunaan lebih banyak waktu dengan keluarga dan teman sebagai prioritas pertama. Menghasilkan uang berada pada urutan kelima dan membelanjakan uang untuk membeli barang berada pada urutan terakhir.

7. E-Commerce dan The World-Wide-Web
Perdagangan on-line tumbuh cepat sekali, sehingga menciptakan perdagangan banyak kesempatan bagi wirausahawan berbasis internet atau website. Data menunjukkan bahwa 47% bisnis kecil melakukan akses internet sedangkan 35% sudah mempunyai website sendiri. Faktor ini juga mendorong pertumbuhan wirausahawan di beberapa negara.

8. Peluang Internasional.
Dalam mencari pelanggan, bisnis kecil kini tidak lagi dibatasi dalam ruang lingkup Negara sendiri. Pergeseran dalam ekonomi global yang dramatis telah membuka pintu ke peluang bisnis yang luar biasa bagi para wirausahawan yang bersedia menggapai seluruh dunia. Kejadian dunia seperti runtuhnya tembok Berlin, revolusi di negara-negara baltik UniSoviet dan hilangnya hambatan perdagangan sebagai hasil perjanjian Masyarakat Ekonomi Eropa, telah membuka sebagian besar pasar dunia bagi para wirausahawan. Peluang Internasional akan terus berlanjut dan tumbuh dengan cepat pada abad ke 21.
Faktor yang mendukung pembahasan ini adalah faktor Pendidikan Kewirausahaan. Di luar negeri banyak universitas mempunyai suatu program khusus dalam mempelajari bidang kewirausahaan, sehingga ada suatu embrio young entrepreneur. Peranan perguruan tinggi hanya sekedar menjadi fasilitator dalam memotivasi, mengarahkan dan penyedia sarana prasarana dalam mempersiapkan sarjana yang mempunyai motivasi kuat, keberanian, kemampuan serta karakter pendukung dalam mendirikan bisnis baru.

INTAN NASRI (2011210086)Collapse this post