artikel-mengadaptasi organisasi pada pasar sekarang
Dalam suatu
organisasi ada tujuan yang terartikulasi sekaligus mekanisme yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi yang efektif dapat
menciptakan dan memelihara pasar yang viable bagi produk dan jasanya.
Sebaliknya organisasi yang tidak efektif akan gagal dalam penempatan
diri pada pasar. Organisasi secara terus menerus harus memodifikasi dan
memperbaiki mekanisme untuk mencapai tujuannya, dengan cara mengatur
kembali struktur peran dan hubungan serta proses pengambilan keputusan
dan pengendaliannya. Organisasi efisien menetapkan mekanisme yang dapat
menunjang strategi pasarnya, sebaliknya organisasi yang tidak efisien
akan terus mengalami kesulitan dalam hal mekanisme dan prosesnya.
Proses adaptasi organisasional
Tiga
perspektif umum adaptasi organisasional, dikemukankan oleh Miles dan
Snow, adalah seleksi alamiah, seleksi rasional dan pilihan stratejik
(strategic choice).
Seleksi alamiah adalah merupakan proses
penempatan diri (process of alignment) secara alamiah dimana
karakteritik struktur organisasi yang kompatibel atau sesuai dengan
lingkungan itulah organisasi yang akan bertahan dan menunjukkan kinerja
yang baik.
Seleksi rasional adalah merupakan proses penempatan diri
(process of alignment) secara rasional manajer memilih, mengadopsi dan
meninggalkan struktur dan proses organisasi agar mendapat keseimbangan
dengan lingkungan untuk tetap bertahan dan berkembang. Jika proses
penempatan diri (process of alignment) secara seleksi alamiah atau
seleksi rasional tidak tepat maka pendekatan pilihan stratejik
(strategic choice) adalah merupakan alternative,dengan ciri-ciri:
1) Dominant coalition yaitu kelompok pengambilan keputusan dengan memiliki pengaruh yang terbesar (dominan)
2) Perceptions yaitu dominant coalition menciptakan lingkungan yang sesuai dengan organisasi,
3)
Segmentation yaitu dominant coalition bertanggungjawab memilah
lingkungan dan menentukan komponen-komponen tersebut sesuai dengan
subunit organisasi
4) Scanning activities yaitu dominant coalition
bertanggungjawab untuk melakukan pengamatan (surveillance)elemen
lingkungan yang kritikal terhadap organisasi, dan dynamic constraints
yaitu kendala strategi, struktur dan kinerja organisasi baik yang
terdahulu maupun yang sedang berjalan berhadapan dengan keputusan yang
diambil oleh dominant coalition.
Keterkaitan teori manajemen terhadap strategi dan struktur
organisasional
Untuk
melihat keterkaitan antara teori manajemen dengan dapat dilihat evolusi
masing-masing aspek secara terpisah kemudian dilihat keterkaitannya
(linkages). Evolusi bentuk organisasi di identifikasi oleh Chandler
didiri atas 3 tipe:
Tipe I adalah organisasi pada tahap awal dinama
pemilik yang menjalankan pengelolaan secara langsung (ownermanaged)
disebut juga dengan intrepreneur-administrator.
Secara tipologi strategi organisasi Tipe I cendrung sebagai defenders atau reactors;
Tipe
II adalah organisasi yang sudah menggunakan tenaga adminsitrasi yang
professional, dengan ciri terjadinya rasionalisasi pembagian kerja antar
divisi (functionally structured and centrally controlled). Secara
tipologistrategi organisasi, tipe II ini tergolong “pure defenders,
Tipe
III adalah organisasi yang mengaitkan strategi dengan stukturnya, di
Amerika pada duapuluhan dan tigapuluhan seperti General Motor dan Sears,
melakukanterobosan dengan merubah organisasinya menjadi federal
terdesentralisasi yang kemudian diikuti oleh banyak lainnya hingga
sekarang. Secara tipologi strategi, tipe III tergolong dengan
prospectors. Sedangkan kombinasi Tipe II dan Tipe III atau bentuk
transisi dikenal juga sebagai hybrid biasanya menggunakan strategi
analyzers.
Evolusi teori manajemen diawali oleh traditional model,
berubah menjadi human relation model dan terakhir menjadi human
resources model. Traditional model menetapkan bahwa kemampuan untuk
pengambilan keputusan efektif secara sempit didistribusikan dalam
organisasi. Kontrol dilakukan secara unilateral dari pimpinan puncak
organisasi. Berdasarkan framework dari Chandler, organisasi Tipe I
sesuai dengan model tradisional. Human relation model adalah model
tradisional ditekankan pada universalitas kebutuhan sosial akan
kepemilikan (belonging) dan akan hasrat untuk dikenal (recognition).
Model ini sesuai dengan organisasi Tipe II. Sedangkan dikaitkan dengan
tipologi strategi, model tradition human relation termasuk Defenders dan
Reactors. Human resources model (Tipe III) bahwa kapasitas pengambilan
keputusan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dibagi
kebanyak bagian, strateginya diasosiasikan dengan Analyzers dan
Prospectors.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar